Praduga Peradaban Timur yang Dilemahkan Penjajah

Kemarin lusa Saya dapat notif Tayangan Kok bisa, tentang "Mengapa Kita Tidak diajarkan bahasa Belanda pada saat Belanda menjajah Indonesia". Padahal negara negara lain diajarkan bahasa Belanda dan mereka mahir hingga kini. Di dalam video mereka menjelaskan alasan alasan logis tentang hal ini, namun di akhir video mereka menamabahkan _"mungkin ada hal lain yang menyebabkan mereka tidak mengajarkan bahasa belanda kepada semua orang pribumi_, hanya orang orang pejabat elit (yang tentunya dekat dan tunduk dengan penguasa saat itu yang diajarkan bahasa mereka)".


Selang waktu 2 hari saya seperti menemukan satu jawaban alasan atas pertanyaan "mengapa" dari kok bisa teresbut.....


***


Dalam buku ajaran bahagia dari jawa ini, paksi raras alit menerangkan bahwa Ajaran falsafah dan laku jawa mampu beradaptasi dan mengakomidir semua budaya lalu megakulturasinya dan menciptakan hal-hal yang sama sekali baru. 


Buktinya adalah jawa selalu bersikap luwes terhadap semua budaya baru namun tetap berpijak pada akar ideologinya. Pengaruh budaya india, budaya Islam, budaya tionghoa, bahkan sebagian kecil budaya eropa sendiri telah berhasil disikapi dan diakulturasi. 


Dengan begitu -- Dugaan saya adalah--, jika saja belanda mengajari bahasa belanda kepada kita, sama saja mereka mengajarkan budaya dan kelimuan barat pada jawa. Dengan mengajarkan budaya dan keilmuan baru, artinya mereka telah membuka satu jalan untuk "peradaban Jawa (timur)" kembali terbit, dan menduduki perabadan dunia yang kini sudah diraih bangsa Barat atas bangsa Timur (Islam) sebelumnya. 


Wallahu 'a'lam